BANGGA PADA SALIB YESUS
(Gal. 6 : 14; I Kor. 1 : 18 – 24)
PENDAHULUAN
Syalom.
Saudara-saudara, apa yang jadi
kebanggaan seseorang dalam hidupnya ? Sudah tidak zamannya lagi orang membanggakan
kekayaannya, kepandaiannya atau kekuatan fisiknya. Sebab sudah banyak orang
kaya, orang pandai, dan orang kuat di dunia ini. Selain itu membanggakan kekayaan,
kepandaian dan kekuatan, bisa dianggap sebagai orang yang sombong. Membanggakan
negaranya ? Apa ada negara pada zaman sekarang ini yang bisa dibanggakan ?
Negara Amerika saja yang maju segala-galanya, tidak bisa dibanggakan lagi,
malahan menjadi negara yang tidak disukai banyak bangsa; Indonesia yang yang
katanya tanahnya subur makmur, rakyatnya ramah penuh senyuman, sekarang tidak
bisa lagi dibanggakan, malahan sudah menjadi Negara yang memalukan. Negara
terkorup dan pemusnah hutan yang paling rakus di dunia. Umumnya yang biasa dibanggakan orang, adalah orang tua
membanggakan anak-anak dan cucu-cucunya, anak-anak membanggakan orang tua
mereka. Kenyataannya banyak orang tua yang stress melihat kelakuan anak-anak
mereka yang memalukan dan tidak sedikit anak-anak yang merasa malu karena
perbuatan orang tua mereka. Namun dari semuanya itu, bukan berarti tidak ada
yang bisa dibanggakan. Ada Negara-negara yang jadi sanjungan; ada juga orang
tua yang jadi pujian; banyak anak-anak yang jadi kesayangan orang tuanya karena
prilaku dan prestasinya. Seharusnyalah kita berbangga pada hal-hal yang memang
patut dibanggakan. Yang menarik adalah kebanggaan yang dimiliki rasul Paulus.
Dia bangga pada salib Yesus. Sedangkan pada zamannya salib adalah
sebagai bentuk dari hukuman, kehinaan dan kutukan. Marilah kita sama-sama
merenungkan pernyataan dari rasul Paulus ini.
ISI RENUNGAN :
BANGGA PADA SALIB YESUS SEBAB SALIB YESUS SEBAGAI KEKUATAN ALLAH
Pada zaman Romawi dulu salib sbg alat
yg dipakai buat menghukum orang yang dapat hukuman berat, hukuman mati. Bahkan
Kitab suci sendiri mengatakan terkutuklah orang yang digantung di katu salib.
(Ul. 21:23) Tapi, mengapa rasul Paulus mengatakan bahwa salib Yesus adalah
kebanggannya, kemegahannya ? Sebab pada salib Yesus ada kekuatan Allah. Yang
dimaksud oleh Paulus, bukan kayu salibnya yang ada kekuatan, tapi kejadian yang
dialami Yesus dikayu salib itu, menunjukkan betapa hebat kekuatan Allah. Kekuatan
Allah yang dimaksud Paulus , bukan mengenai Allah yang mempunyai kekuatan yang
hebat menciptakan dunia ini, mempunyai kekuatan memanggul dunia, matahari dan
benda-benda di alam semesta ini, Yang dimaksud Rs Paulus adalah Allah telah menghancurkan
kekuasaan iblis melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Kekuasaan iblis yang
membuat orang sengsara di dunia dan di neraka dihancurkan oleh Allah melalui
salib Yesus. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib itu, setiap
orang yang beriman pada Yesus sebagai penebus dosanya menerima hidup kekal dalam sorga.
Ibrani 2 : 14-15 “….oleh kematianNya
Ia memusnakan dia, yaitu iblis yang berkuasa atas maut. Dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut.” Dalam Yesus ada kebangkitan, ada hidup
kekal. Kematian bukan akhir segala-galanya. Diperbudak oleh kekuatiran pada
kematian inilah yang menyebabkan orang hidup tersiksa di dunia ini. Tuhan
memberikan hidup pada setiap orang dengan maksud untuk dinikmati, bukan menjadi
siksaan. Namun kenyataannya manusia tersiksa karena takut pada kematian, bahkan
bisa menjadi siksaan sepanjang hidup. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari : Gelisah
karena anak pulang terlambat; Gelisah
suami/istri/anak/cucu pulang terlambat; Gelisah
dan terus-menerus mengomel sepanjang jalan, karena memperhatikan suaminya
mengendarai mobil yang dilihatnya tidak berhatihati. Merasa tersiksa di dalam pesawat
atau di kereta api karena kuatir terjadi kecelakaan; Bersikap tidak bersahabat
karena kuatir orang yang dihadapinya adalah seorang penjahat; Ketika mengalami
sakit ringan saja seluruh anak,mantu, cucu diminta kumpul menjaganya. Semua
orang direpotkan. Karena gara-gara diperhamba oleh ketakutan pada maut inilah,
yang menyebabkan hidup jadi banyak
masalah, hidup jadi sebuah siksaan. Mengapa bisa terjadi seperti itu ? Ya….siapa
sih yang tidak takut meninggal ? Wajarlah kalau seseorang takut mati. Sebab,
orang berpikir kematiannya membuat dia terpisah dari keluarga untuk
selama-lamanya, akan dimasukkan ke dalam tanah, lalu selanjutnya masih misteri
apa yang akan terjadi pada dirinya. Yang terpikirkannya ia berada di dalam
kegelapan seorang diri. Seharusnya peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus
membuat kita tidak perlu diperhamba oleh ketakutan pada kematian/maut. Sebab
percaya pada Yesus dan menerima Dia sebagai Juru Selamat kita, kita akan
dibangkitkan dan hidup kekal dalam terang Sorgawi. Penjelasan Firman Tuhan tentang hidup
kekal di Sorga bagi umat beriman, bukan berarti menganggap hidup itu kuarng
penting atau tidak penting. Justru sebaliknya, membawa kita berusaha agar hidup
itu dihargai sebagai persiapan masuk ke tempat mulia. Ingat isi doa yang
diajarkan Tuhan Yesus pada murid-muridNya. Salah satunya adalah “Jadilah di
bumi seperti di Sorga. “ Kesukaan di Sorga seharusnya sudah kita nikmati di
dunia ini. Dunia ini akan menjadi tempat yang indah dan hidup terasa nikmat bagi
orang-orang yang tidak diperhamba rasa takut pada kematian. Itulah sebabnya
salib merupakan kebanggaan rasul Paulus.
BANGGA PADA SALIB YESUS SEBAB SALIB YESUS SEBAGAI HIKMAT ALLAH
Arti hikmat/wisdom adalah,
“pengetahuan/pengertian/pemikiran yang
dalam “ Kita pernah dengar istilah orang bijak, orang pinter, filsuf adalah sebagai
orang-orang yang punya pemikiran yang mendalam untuk menjelaskan suatu masalah
tentang kehidupan ini. Semua penjelasannya berdasarkan pemikirannya sendiri.
Hikmat Allah adalah pemikiran/pikiran Allah. Kalau Rs Paulus mengatakan bahwa
Salib Yesus adalah Hikmat Allah, itu artinya salib Yesus adalah hasil pemikiran
Allah. Salib, kematian dan kebangkitan Yesus adalah hasil pemikiran Allah.
Allah berpikir manusia perlu
diselamatkan dari kuasa iblis dan dosa. Allah sudah berpikir jauh-jauh hari bahwa
manusia harus hidup sesuai dengan kemauanNya, sesuai dengan rancanganNya.
Menjadi serupa dengan DiriNya tidak bercacat dan tidak bernoda.
Kita tahu pemikiran/pikiran Allah tentang
diri kita hanya melalui salib Yesus. Melalui Salib Yesus kita tahu Allah sudah
berpikir kita akan dijadikan apa oleh Dia. Allah sudah punya tujuan dalam diri
kita masing-masing. Inilah yang jadi kebanggaan/kemegahan Rasul Paulus, bahwa
dia sudah jadi pikiran Allah, Allah menjadikan dia anakNya, menjadi
saksiNya, mewarisi kerajaan Allah. Rasul Paulus bangga jadi anak Tuhan.
Hidupnya ada di dalam rancangan/rencana Tuhan. Sebagai anak Tuhan, sebagai pewaris kerajaan
Allah, Rasul Paulus tahu tujuan hidupnya. Tujuan hidupnya adalah “berlari-lari
kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam
Yesus Kristus.” (I Kor, 3:14)
Ada orang yang bertanya-tanya “ kok
ada orang Krsiten yang jahat, yang jadi pembunuh, perampok, koruptor,
pembohong, pemfitnah dan sebagainya” Yang menentukan seseorang menjadi baik
atau jahat, berkarakter baik atau buruk ditentukan oleh tujuan hidupnya bukan
karena agama Kristen yang disandangnya. Orang yang tujuan hidupnya uang, harta,
kekayaan cenderung bisa menjadi seorang koruptor, pencuri, perampok, penipu.
Uang menjadi Tuhannya. Orang yang tujuannya kedudukan, pangkat, jabatan
cenderung menjadi orang yang egois, mementingkan diri sendiri dan sombong.
Dirinya menjadi Tuhan. Orang yang tujuan hidupnya makan cenderung menjadi rakus
dan malas. Perut jadi Tuhannya. Tapi bagi orang yang tujuan hidupnya adalah panggilan
sorgawi, Dunia tersalib baginya dan dirinya tersalib bagi dunia. Artinya tujuan
hidupnya ditentukan oleh panggilan sorgawi, bukan oleh panggilan dunia, maka
orang itu akan berusaha menjadi anak Tuhan yang baik, yang memuliakan Tuhan,
menjadi saksi, menjadi contoh dan teladan. Menjadi pelajar, pelajar yang rajin
dan pandai, tidak pernah nyontek,
Menjadi pedagang, pedagang yang jujur, tidak suka nipu ,tidak suka bayar
utang dengan cek kosong, tidak beli mobil bodong. Jadi ibu rumah tangga,
jadilah ibu rumah tangga yang baik, gunakanlah kata-kata yang enak didengar
oleh anak dan suami, jangan cepat nuduh macam-macam terhadap anak dan suami.
Jangan rumah dipenuhi dengan omelan dan cacian. Jadi karyawan, jadilah karyawan
yang rajin dan bertanggung jawab. Datang dan keluar kantor tepat pada waktunya.
tidak menggunakan waktu kerja untuk bermain game atau membaca Koran. Semua yang
baik dan yang indah akan menjadi pemikiran kita sepanjang hidup kita, bila
sepanjang hidup kita Salib menjadi kebanggaan kita. Di balik salib terkandung
pemikiran Allah yang mau menjadikan umat yang serupa dengan diriNya. Melalui
salib Yesus kita dipilih, dibentuk, dimuliakan oleh Allah.
PENUTUP :
Renungan kita melalui judul Bangga pada salib Yesus, adalah :
Sebagai umat percaya yang mengimani
bahwa melalui salib Yesus kita memperoleh hidup yang kekal, membuat kita hidup
lebih pasrah dan berserah pada Tuhan. Tenang menghadapi segala masalah yang
walaupun sangat kritis dan genting. Tidak menyusahkan diri atau menyiksa diri
dengan hidup tanpa diliputi oleh kuatir.
Seharusnyalah kita mengisi kehidupan
ini sesuai dengan rancangan atau pemikiran Allah pada kita. Kita mengisinya
dengan sungguh-sungguh berusaha menjadi saksiNya; Terus menerus meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan kerohanian kita; meningkatkan hubungan baik dengan
sesama dan berkarya semakin giat.
A M I N
A M I N